Pages

Sunday, April 6, 2014

Say "NO" to GOLPUT : dari kita, oleh kita, dan untuk kita

Akhirnya aku bisa juga merasakan bagaimana rasanya mencucukkan besi kecil runcing ke selembar kertas besar berisi lambang-lambang, angka-angka dan huruf-huruf yang disusun beraturan itu. Betapa tidak, selama aku hidup ini kali pertama aku ikut pemilihan calon pemimpinku demi memperbaiki nasib bangsa ini, meminimalis angka kecurangan pemilu, dan memuluskan langkah calon presidenku nanti. Walaupun hanya 1 suara tapi suaraku itu cukup berharga :)

30 Maret-6 April adalah jadwal pelaksanaan pemilu daerah pemilihan luar negeri dan hari ini, 6 April  merupakan jadwal pemilihan di Taiwan tempat aku memilih dan beberapa Negara lainnya. Jelas kesempatan kali ini tidak
kusia-siakan apalagi ada temanku yang berniat untuk golput dan ada juga yang masih bingung dengan pilihannya, kemudian kuberi penjelasan dan masukan supaya tidak golput. Alhasil kami sebagian besar anggota PPI CYCU (Perhimpunan Pelajar Indonesia Chung Yuan Christian University) tadi ramai-ramai ke salah satu TPS yang terdaftar di Taiwan untuk memberikan hak kami.

Jumlah pemilu tahun 2014 ini tercatat mencapai sekitar 185.000.000 an orang yang mana lebih dari 30%nya dikuasai oleh pemuda. Kita sebagai pemuda harus punya atensi atas ini, ini era kita, janganlah kita biarkan
ego dan ketidakpedulian semata menguasai diri kita. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa golput tidak pernah absen dalam sejarah penyelenggaraan pemilihan umum di Indonedia (jujur aku adalah mantan golput karena memang dulu pengetahuan politikku nol besar ditambah ketidakpedulian karena kekecewaanku terhadap para caleg waktu itu). Jika tetap memilih untuk golput maka ada kemungkinan suara kita akan disalahgunakan oleh
oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab yang tentunya akan merugikan pemerintahan kita which is juga merugikan diri kita sendiri belum lagi dana atau anggaran pemilu dari pemerintah yang sudah dikeluarkan untuk membiayai kertas suara dan perlengkapan pemilu lainnya, kan sayang jadi tidak terpakai.

Adalah hak seseorang memang untuk ikut memilih atau tidak, tapi sebagai warga Negara yang baik mari kita tunjukkan partisipasi kita terhadap negeri kita. Toh menjadi golput juga tidak akan mengubah jalannya demokrasi di Indonesia. Apa tidak sayang suara kita hilang begitu saja? Bukankah dengan golput berarti kita setuju-setuju saja siapapun yang akan menjadi pimpinan kita? Banyak pemuda yang memberikan alasan yang cukup sulit untuk kuterima atas keputusan golput mereka, yaitu “Aku tidak tahu siapa yang akan kupilih”, “aku bingung mau memilih siapa” atau “semua calon are bad”. Lah, alasan ini kan alasan yang kurang masuk akal mengingat hampir semua orang muda sudah bisa dengan mudah mengakses internet. Tinggal cari tau track record caleg di daerah pemilihan, bandingkan dan putuskan mana yang lebih layak untuk jadi pemimpin. Jangan hanya mentok dengan membuka jejaring sosial saja bisanya sementara untuk mencoba peduli sedikit saja dengan perpolitikan di negeri sendiri tidak mau. Ingat tidak ada manusia yang sempurna, jadi bijaklah dalam memilih.
Say no to “GOLPUT”  :)
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
-->